Tag: Sejarah Kampung Inggris

Sejarah Kampung Inggris Pare Jawa Timur

Pare merupakan salah satu kecamatan yang ada di kota Kediri, provinsi Jawa Timur. Wilayah ini terkenal bahkan di seluruh dunia, karena sejarah dunia mencatat bahwa di Pare pernah ada antropolog dunia bernama Clifford Geertz pernah melakukan penelitian lapangan saat ia menjadi mahasiswa doctoral. Hasil penelitiannya kemudian dia tulis dalam sebuah buku berjudul The Religion of Java. Meski pun dalam buku tersebut, Geertz memberi nama samaran Pare menjadi Mojokuto, namun dari kondisi geografis yang ia ceritakan meruncingkan kesimpulan bahwa Pare lah yang sedang ia tulis itu.

Namun tak hanya buku Clifford Geertz yang membuat Pare populer. Keberadaan pusat pembelajaran bahasa Inggris di Pare juga berperan sangat besar mengangkat nama kecamatan Pare serta Kediri. Wilayah ini dikenal dengan sebutan kampung Inggris Pare. Disinilah terdapat puluhan lembaga kursus yang membimbing kita untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris atau untuk mempersiapkan tes bahasa Inggris. Nah, sebelum ingin untuk belajar di kampung Inggris Pare, kita perlu tahu bagaimana sejarah kampung Inggris Pare ini bisa menjadi setenar saat ini.

Berdirinya kampung Inggris Pare hanya sedikit yang mengetahuinya, bagaimana proses satu per satu lembaga kursus bahasa Inggris ini berdiri hingga kini menjadi pusat pembelajaran bahasa Inggris yang terkenal hingga luar negeri ini. Ini berkat usaha yang dirintis oleh seorang santri asal Kutai Kertanegara yang bernama Kalend Osen.

Kalend Osen saat itu sedang menimba ilmu di Pondok Modern Gontor, di Ponorogo Jawa Timur, sekitar pada tahun 1976. Ketika ia naik kelas lima, dirinya terpaksa mengundurkan diri dari bangku sekolah karena tidak mampu menanggung biaya pendidikan. Ketika itu, keinginan untuk pulang kampung pun kandas karena tidak ada biaya untuk biaya transportasinya. Dalam kondisi yang dirundung kesulitan itu datang seorang teman baiknya memberitahukan bahwa ada seorang kyai bernama KH Ahmad Yazid di Pare, Kediri. Kyai Yazid ini yang menjadi sosok guru spiritual bagi Kalend Osen.

Saat itu dorongan Kalend sangat besar untuk belajar dari Kyai Ahmad Yazid, karena sang guru ini terkenal menguasai 8 bahasa asing. Konon beliau juga sering diminta oleh presiden Republik Indonesia saat itu, Bapak Soeharto untuk menjadi penerjemah bahasa Indonesia ke beberapa bahasa asing. Saat itu ketertarikan Kalend Osen untuk belajar sangatlah besar, dengan harapan paling tidak dia bisa menguasai satu atau dua bahasa asing dari sang guru. Kalend kemudian mulai tinggal dan belajar di Pesantren Darul Falah, Desa Singgahan yang diasuh oleh Kyai Yazid.

Nah, awal dari bisnis kursus ini berdiri dari kedatangan dua mahasiswa IAIN Sunan Ampel Surabaya. Kedua mahasiswa itu ingin mempelajari bahasa Arab dan Bahasa Inggris. Kala itu syarat untuk dapat ikut ujian Negara mereka harus lulus terlebih dahulu dari dua ujian bahasa. Mereka akhirnya berguru kepada Kalend Osen yang sebelumnya telah belajar dan kini mahir atas bimbingan dari Kyai Yazid.

Bermula dari mengajari dua mahasiswa tersebut, akhirnya muncullah inisiatif untuk mendirikan lembaga kursus bahasa Inggris yang diberi nama BEC. Lembaga kursus BEC terus berkembang sebagai salah satu English camp pertama di kampung Inggris Pare. Hingga akhirnya, satu persatu dari murid-muridnya turut mendirikan lembaga kursus bahasa Inggris di sekitar kediaman sang guru. Hingga akhirnya lahirlah puluhan lembaga kursus bahasa Inggris di Pare ini yang dikenal orang dengan nama kampung Inggris Pare. Tokoh Kalend Osen sendiri dengan keuletannya menjadi teladan bagaimana perjuangan ia untuk berusaha sebaik-baiknya sehingga ia bisa mendirikan kampung Inggris. Kita dapat meneladani usahanya serta pribadinya yang disiplin dan sederhana, sehingga dapat memberi motivasi kita untuk terus belajar terutama meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris.